About Me

My photo
Shared Blog in Starting An Agenda Bandung School of Social Welfare

Sunday, July 10, 2011

NYAWA KEDUA PERGURUAN PENCAK SILAT “SINGA WULUNG” KAMPUNG NEGLA DESA SINDANGSARI

Kamis, 7 Juli 2011
Garut. Tabuhan kendang dengan terompet membuat senyuman para anak Kampung Negla, Desa Sindangsari kembali setelah sehari sebelumnya bergegas mencari kembali seragam silat Pangsi lengkap dengan ikat pinggang dan ikat kepala kain. Mereka mengingat-ingat kembali ancang-ancang dan posisi silat yang hampir lebih dari dua tahun tidak dilatih lagi.
Mang Adar, Guru Silat perguruan ini memaparkan dalam bahasa Sunda “Gerakan anak-anak masih ngaco karena telah lama tidak dilatih, padahal dulunya sangat bagus dan pernah dikirim sebagai atlit.”

Sejarah Perguruan
Perguruan Pencak Silat “SINGA WULUNG” berdiri kurang lebih tiga puluh tahun yang lalu. Pendiri Perguruan ini adalah Alm. Pak Hamami, kemudian diturunkan kepada Alm. Pak H. Widana. Keturunan selanjutnya yang ketiga, yaitu Alm Pak Eli, dan sekarang perguruan dipegang oleh Mang Adar. Kepemimpinan perguruan diturunkan dari karuhun kepada cucu dibawahnya secara turun temurun.
Pencak Silat bukan hanya sekedar alat pertahanan diri saja tetapi keterampilan dalam olahraga ini juga mengandung unsur seni budaya asli Indonesia yang harus tetap lestari. Keberadaan kelompok ini harus diakui dan didukung keberadaannya oleh banyak pihak karena secara tidak langsung mereka melawan arus globalisasi yang mengikis warisan leluhur yang agung. Harapannya agar pemerintah bisa lebih memperhatikan kelompok perguruan ini.
Akhirnya napas kedua dihembuskan, singa yang pernah tidur, bangkit kembali, mengaum dan memperlihatkan taringnya. Kami berdoa semoga tetap terjaga seterusnya.


Oleh : Umi Salamah (Mahasiswi STKS Bandung)

Tuesday, June 28, 2011

Sindangsari Village and Me


I want to tell you about a beautiful village. A village, rural, which I stay on now that called by Sindangsari. This is my first practicum location, a practicum with locality development courses. Sindangsari is a unique also wonderful village, where you can find its speciality different from another village surround it. Sindangsari, part of West Java Province, lies in Garut District, Cigedung Subdistrict has a refreshing and convenience atmosphere. With friendly people, I mean it, very, very, very friendly, they will offer you with anything they have for you as a guest, all of anything that you can eat! And also, you know, most of the region is wet rice field, plantation garden, vegetable garden, tea garden and so on. All of these plant grow in a very cold temperature, Sindangsari usually have twentieth or below ten degrees, so cold in Indonesia’s measure, early in morning, appear steam from our breath. The view with these description so much beautiful, river surrounds this village, with fogs, dew, smile… I love all of it, I am alive…

Saturday, June 4, 2011

flower=beautiful

Do you know why flowers are called flower?

You know rafflesia?

Yes, rafflesia.
Rafflesia, I heard if it, live absorb from any corpse, animal or human corpse, yeah like that. But, even it sound disgusting,

it’s still called flower.

Why?

because flower is beautiful!

So I like all flowers.
Flowers are also like women. Women are like flowers. That’s why they called women. You got it?
So, please… Could you see a woman like you see flowers?

My another thought,
I think When you treat flowers reflects how you treat women.

I think, if you give a woman flowers, it means that you give women to that woman, is it make a sense? I mean you appreciate that woman.

I think, when you throw and step flowers, it mean you cant treat a woman well, because you shouldn’t do like throw and step it. Do you agree?

I think, when you say you can see the beautiful from flowers, just from the flower, petals and little trunk and little leave. it means you just like a woman psysically. a human have heart and soul. so

I think its better if we see beautiful of a flower completely from its root, trunk, flowers and leaves.

you must see a woman like complete flowers too, a woman with her heart and soul. you may still enjoy beautifully of a cut flower, but its not last longer, when it die, your admiring of that flower beauty are dissapear, then you throw that diying flower away..am I right?

Thursday, May 26, 2011

Modal Sosial dan Suku Jering Desa Kundi

Gubernur Provinsi Bangka Belitung mengatakan dalam suatu kesempatan pidatonya jika beliau merasa masyarakat adat di provinsi ini telah lama mengalami proses marginalisasi secara sosial, politik dan ekonomi. Sosial, ketika masyarakat tidak begitu menghargai lagi budayanya sendiri. Politik, ketika masyarakat adat sulit kesempatannya untuk menjadi pejabat pemerintahan dan tersampaikan aspirasinya meskipun putra daerah sendiri. Dan ekonomi ketika masyarakat adat terisolasi sehingga lebih rendah finansialnya dibanding daerah disekitarnya. Karena itu sudah semestinya dan saat ini kita mulai untuk menghargai masyarakat adat. Menghargai eksistensi mereka, ikut menjadi bagian dari mereka dan bangga pada kebudayaan kita sendiri. Beliau juga mengajak masyarakat untuk membangun negeri bersama dengan tetap bersatu erat.
Dalam otonomi daerah, pemerintah daerah memiliki kewenangan yang besar atas daerahnya. Lembaga pemerintahan yang di mandatkan untuk bekerja bersama masyarakat adat biasanya Dinas Sosial dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Dengan begitu, peran pemerintah daerah sangat besar dibandingkan pemerintah pusat dalam usaha kesejahteraan sosial rakyatnya, dan salah satu dari beragam masyarakat itu adalah komunitas adat. Masyarakat ini berbeda karena kelebihan tertentu. Mereka memiliki modal sosial yang jauh lebih kental dibanding dengan masyarakat umum.
Modal sosial merupakan aset potensi yang bisa dikembangkan dari suatu komunitas. Modal sosial milik komunitas bukan perseorangan, tapi perseorangan akan bisa menggerakkan modal sosial menjadi lebih besar atau sebaliknya lebih kecil. Modal sosial yang lebih besar dimiliki diantaranya oleh masyarakat adat, secara logika, masyarakat ini butuh kekuatan kolektifnya untuk bisa mempertahankan adat secara utuh, tanpa modal sosial kebudayaan mungkin masih bisa tetap ada tapi tidak akan utuh.
Masyarakat yang mempertahankan adat ini salah satunya adalah Suku Jering di Desa Kundi. Satu Desa itu, dengan luas lebih dari 30.000 hektar, Suku Jering tersebar diantaranya. Suku Jering tetap menjaga adat leluhur, budaya yang ada hampir sama dengan budaya bangka pada umumnya, hanya saja kegiatan atau kebiasaan adat selalu dirayakan dan diadakan upacara adat dengan khidmat dan penuh esensi adat dan magis.
Suku Jering tidak dipimpin oleh satu orang ketua adat, tapi Suku Jering mempercayakan kepemimpinan pada delapan jenang atau dukun kampung untuk memberikan arahan, bimbingan untuk Suku dalam bertindak dan menjaga keselarasan adat dengan perilaku.
Seperti masyarakat adat pada umumnya, yang diperlihatkan dalam keseharian, dalam perayaan tertentu, dan dalam setiap sendi kehidupan mencerminkan filosofi dan ideologi warisan budaya leluhur yang penuh dengan ajaran hidup, yang intinya mengajarkan kebaikan, keramahtamahan, ketekunan, kerjasama, kegotongroyongan, kekeluargaan, keadilan, dll. Ajaran-ajaran ini adalah bentuk dari modal sosial yang dimiliki komunitas yang mengikat para anggotanya untuk tetap melaksanakan ajaran adat.
Kekaguman Penulis pada masyarakat adat inilah yang memunculkan ketertarikan-ketertarikan. Bukan hanya pada masyarakat adat Suku Jering yang notebene memijak satu bumi yang sama dengan bumi kelahiran Penulis, tetapi juga Penulis kagum pada semua masyarakat adat di seluruh Indonesia. Hingga Penulis mempunyai mimpi untuk mendirikan suatu Lembaga Independen yang bergerak dalam perlindungan masyarakat adat dan mempromosikan masyarakat adat ke dunia sehingga dunia tercengang, jika Indonesia memiliki masyarakat adat yang sangat banyak yang merupakan aset warisan zaman dulu, kebudayaan yang luhur tak ternilai harganya dibandingkan dari sekedar uang kertas.

Thursday, May 12, 2011

Poverty Faces in Ciumbeuleuit, Bandung

At last Tuesday, my group and I went around to up land through Dago Pojok and on. On Poverty Problem lecture we must seek poverty in urban fringe. We found Kampung Sangiang Santen the transition area, side of urban in Ciumbeuleuit district. Directly, we headed to RT 10 and met the chairman of RT. They were so friendly and acceptly, far from my expectation if they were apatist, so glad, wasn't I. Honestly, I my self really sad, saw their condition of life. So slumy,so much older people, so much children but had no places for play and study. Number of burden that must been had by the breadwinner so high. Was this face of Bandung? A city with a high budget, a city with lots of outlets and large, lux building of hotels, cafes, restaurants, malls. But, in other side, so much poverty around us, have no living, have no money to hand, have no food to eat. will we just let it? Where is our social sincere? Where is nation solidarity? Are all just a common lie? Are world had change us? Who must be blamed?

Tuesday, May 10, 2011

Panduan Fasilitator dalam Focus Group Discussion

PANDUAN FASILITATOR
DISKUSI KELOMPOK BERSAMA ANAK-ANAK

____________________________________________________________
Kelompok sasaran : anak korban kekerasan (violence dan abuse) dan eksploitasi
Metode : latihan Thumbs Up / Studi Ksus / Garis Kontinuum
Sumber yang dibutuhkan :
satu fasilitator
satu pencatat (note - taker)
kertas plano
spidol
plester
stiker (bintang atau lingkaran)
isolasi putih lebar untuk diatas lantai

Perkenalan Dan Tujuan Diskusi
_______________________________________

Halo semuanya… nama saya….. dan saya bekerja dalam bidang anak. Ini teman saya….(memperkenalkan pencatat) disini untuk membantu saya.
Seperti yang adik-adik tahu, banyak anak dan pemuda yang mengalami kesulitan di rumah dan beberapa di pukul dan disalah perlakukan. Beberapa anak mungkin tidak punya orang dewasa yang perduli pada mereka dan beberapa mungkin tinggal dirumah tidak lama. Kami disini untuk memcari tahu mengenai dukungan dan keperdulian yang anak dapatkan di komunitas dan dimana orang-orang bisa menolong.
Sangat penting bagi kami untuk mendengar pendapat adik-adik dan ide-de mengenai bagaimana pelayanan bagi pemuda dalam keadaan yang seperti tadi dapat ditingkatkan. Kami percaya bahwa kalian tahu benar tentang apa yang anak-anak dan pemuda butuhkan komitmen kami terhadap gagasan adik-adik sekalian dan memastikan jika orang dewasa yang lain akan mendengarkannya juga.
Kami akan menuliskan semua pandangan dan pendapat adik-adik dan mengatakannya pada UNICEF, tapi kami tidak akan mencantumkan nama adik-adik kok… semua yang adik-adik katakana disini akan dirahasiakan, dan tidak ada orang lain selain peneliti yang tahu tentang apa yang adik-adik sudah kemukakan nantinya.

Kami sangat tertarik untuk tahu tentang pendangan kalian, tapi jika adik tidak mau bicara pada kami, tidak apa-apa. Apakah semua orang mau tetap disini dan bicara pada kami? Adik-adik juga bias meninggalkan tempat ini kapan saja kalau adik memutuskan tidak mau tetap disini.

Aktivitas 1 : Ibu Jari keatas/ Ibu Jari kebawah
Waktu : 15 menit
Tujuan : untuk mendapatkan pandangan anak megenai pelayanan dan penyedia pelayanan

Buat anak-anak duduk melingkar dan jelaskan bahwa kamu akan memulai dengan menggulirkan beberapa isu tertentu untuk mendapatkan opini mereka. Setiap pertanyaan, anak-anak menunjukkan apakah mereka setuju (ibu jari ke atas) atau tidak setuju (ibu jari kebawah).

Pertanyaan Jempol keatas Jempol kebawah
Jempol keatas jika kamu…
1. Suka …. (masukkan nama artis atau aktor terkenal)
2. Berfikit kalau polisi sangat ramah pada anak muda
3. Berfikir kalau polisi bertugas dengan baik melindung para pemuda
4. Berfikir kalau Tramtiv/Tibum (ketertiban umum) ramah pada para pemuda
5. Berfikir kalau Tramtiv/Tibum bertugas dengan baik melindung para pemuda
6. Tahu yayasan-yayasan yang menyediakan pelayanan untuk para pemuda
7. Berfikir kalau yayasan-yayasan bertugas dengan baik menolong para pemuda yang mengalami kesulitan
8. Berfikir kalau pemuda mudah mendapatkan informasi mengenai dimana bias mencari pertolongan jika mereke memiliki masalah
9. Berfikir kalau orang tua mamu mendengarkan pendapat pemuda tentang hal-hl yang mereka inginkan
10. Berfikit kalau dokter sangat ramah dan penolong pada anak muda
11. Tahu apa yang pekerja social lakukan (gunakan istilah local, pekerja social masyarakat misalnya)
12. Berfikit kalau pekerja social bertugas dengan baik melindungi para anak muda



Aktivitas 2 : Studi Kasus
Waktu : 60 menit

Latihan ini akan menggunakan studi kasus singkat untuk menolong mengembangkan pengetahuan anak yang jelas mengenai proses, prosedur dan pelayanan yang tersedia untuk korban anak.
Katakan pada anak-anak kalau kamu sekarang ingin bicara sedikit tentang dukungan apa saja yang tersedia untuk menolong para pemuda yang mempunyai permasalahan.
Tempelkan studi kasus berikut ini di dinding dan bacakan keras (gunakan nama lali-laki untuk FGD dengan anak laki-laki dan nama perempuan untuk FGD dengan anak-anak perempuan)

Ana/Hero adalah anak berusia 15 tahun dikelas tiga SMP, tinggal di Banda Aceh/ Surabaya/Kupang. Dia tinggal bersama ibu dan adik perempuannya yang berumur 6 dan 8 tahun. Ayah Ana/Hero telah meninggal ketika usianya 10 tahun dan ibunya menikah lagi ketika dia berusia 13 tahun.
Dua bulan yang lalu, ayah tiri Ana/Hero kehilangan pekerjaannya dan mulai minum minuman keras. Kadang-kadang ketika mabuk, ayah tirinya jadi sangat marah dan memukul Ana/Hero dan Ibunya. Malam tadi, ayah tiri Ana/Hero mabuk dan memukul Ana/Hero dengan pipa besi dengan sangat keras. Ana/Hero kabur ke rumah temannya dan takut untuk pulang kembali kerumah.


Lakukan engage pada anak-anak dlam diskusi mengenai studi kasus menggunakan anjuran berikut ini. Tuliskan semua respon dalam kertas plano.
A. Memahami Kemana pergi dan apa yang dilakukan
1. Kemana kamu fikir Ana/Hero bias pergi mencari pertolongan mengenai masalah keluarganya? Siapa yang bisa dia ajak bicara untuk mendapatkan petolongan?
Saran, jika perlu:
- Apakah ada nomor telepon yang bias ditelepon oleh Ana/Hero? Jika iya, apakah mudah bagi para anak untuk mengaksesnya?
- Apakah kamu fikir Ana/Hero akan mengatakannya pada gurunya? Jika tidak, mengapa?
- Apakah kamu fikir Ana/Hero akan pergi kepolisi? Jika tidak, mengapa?
- Apakah kamu fikir Ana/Hero akan pergi kerumah sakit? Jika tidak, mengapa?
- Apakah kamu fikir Ana/Hero akan pergi ke pekerja social? Jika tidak, mengapa?
2. Apakah kamu fikir, kebanyakan anak akan tahu bagaimana mendapatkan pertolongan ketika mereka membutuhkannya?
B. Pelayanan yang tersedia di daerah local
3. Setelah Ana/Hero mengatakannya pada seseorang tentang masalah keluarganya, apa yang akan terjadi padanya? Jenis pertolongan apa yang akan dia dapatkan?

selidiki, jika penting : jika Ana/Hero mendatangimu, kemana kamu akan membawanya untuk ditolong? apa tipe dukungan dan siapa penyedianya?
- perawatan kesehatan?
- tempat penampungan yang aman?
- dukungan finansial?
- siapa saja yang bisa menasehati atau membnimbing?
- siapa saja yang bisa menyediakan layanan konseling?

4. bagaimana dengan saudara perempuan Ana/Hero? apakah kamu fikir mereka akan mendapatkan pertolongan juga?

C. Pandangan mengenai Pelayanan

pertanyaan ini akan menggunakan permainan "garis kontinuum". selotip putih di susun diatas lanta, labeli "sangat setuju" di ujung satu dan "sangat tidaak setuju" di ujung satunya dan tiga garis lainnya ditandai diantara kedua ujung.

Katakan pada anak-anak kalau kamu sekarang ingin mendapatkan pendapat mengenai pelayanan yang tersedia untuk menolong para anak seperti Ana/Hero. Jelaskan garis yang ada dilantai, dan bilang pada anak-anak untuk berdiri di garis pada poin yang menyatakan sejauh mana mereka setuju atau tidak setuju dalam setiap pernyataan. Tiap-tiap pernyataan, ketika anak memutuskan posisinya, tanyakan pada satu atau dua dari mereka mengapa mereka memilih di tanda itu dan engage para partisipan dalam suatu diskusi singkat mengenai pelayanan itu.

- polisi sangat ramah dan penolong pada anak-anak yang mengalami permasalahan
- rumahsakit mudah diakses oleh anak
- pekerja sosial sangat membantu anak yang mengalami kesulitan
- tempat penampungan atau rumah bagi anak merupakan tempat yang baik untuk tinggal
- konseling menolong anka untuk mengatasi atau menghadapi permasalahan
- para orang dewasa mendengarkan anak dan mneghargai pendapat anak

D. Rekomendasi
ringkas singkat poin-poin utama dari diskusi dan kemudian tanyakan pada anak-anak tentang rekomendasi mereka

5. apa yang kamu fikir yang bisa dilakukan untuk meningkatkan pelayanan bagi anak yang memiliki permasalahan keluarga atau yang telah disakiti?
- akses terhadap informasi dimana mereka bisa mendapatkan pertolongan
- polisi memegang kasus anak
- rumah sakit dan perawatan kesehatan
- konseling dan nasehat
- peningkatan rumah atau tempat penampungan anak
- menghargai pendapat dan pandangan anak

Focus Group Discussion

thats one of tools that so useful to identified some problem and try to get some solution. Just like brainstroming maybe, I also dont know much yet. FGD have some guide, well, not cook book, guys, just guide, but at practices we will know how important being modified all will depend on our FGD member. In macro practices, much we will face root level of people (if subdistrict level or village), and that need much hard work to make this kind. Maybe the guide that i get from my lecturer, could be posted next..

Sunday, May 8, 2011

family asessment in Cijambu Village

at just last 5 and 6 May,, in lecture of services for children, family and older people, my friends and I myself (3 A PSM) went to Cijambu Village at Saguling. we passed through some beautiful scenery, kakao field that so wide, lots beautiful hill, water dam, also like a building or terasering that used for flatted water in big amount. In Desa Cijambu, all of us had many experience, tried to speak in front of lots of village people, that was not easy at all. in my group, we made family asessment. Others made children and older people asessment. In family asessment, we thought not all problem had been identified yet and also one of the problem that faced was language. All of our FGD member may understand Indonesian Language but they spoke in Sundanese language. My other friend at worst even didnt understand what they have said and my other friend who came from sunda background made domination in my group, i just feel my field study this time was far from my expectation.

Tuesday, May 3, 2011

Force Field Analysis, application for resources identification

couple weeks ago, on my lecture in Resouces Social Welfare Lesson. Mrs. Ellya, my lecturer in Bandung School of Social Welfare said if the weakness of all practitioner at first practicum were never analized for the amnenability of the resource that had been identificated. but, after a little bit searching, I found if this tools was for "decision making", well, I must found if this tool was applicable in resources management.