About Me

My photo
Shared Blog in Starting An Agenda Bandung School of Social Welfare

Thursday, May 26, 2011

Modal Sosial dan Suku Jering Desa Kundi

Gubernur Provinsi Bangka Belitung mengatakan dalam suatu kesempatan pidatonya jika beliau merasa masyarakat adat di provinsi ini telah lama mengalami proses marginalisasi secara sosial, politik dan ekonomi. Sosial, ketika masyarakat tidak begitu menghargai lagi budayanya sendiri. Politik, ketika masyarakat adat sulit kesempatannya untuk menjadi pejabat pemerintahan dan tersampaikan aspirasinya meskipun putra daerah sendiri. Dan ekonomi ketika masyarakat adat terisolasi sehingga lebih rendah finansialnya dibanding daerah disekitarnya. Karena itu sudah semestinya dan saat ini kita mulai untuk menghargai masyarakat adat. Menghargai eksistensi mereka, ikut menjadi bagian dari mereka dan bangga pada kebudayaan kita sendiri. Beliau juga mengajak masyarakat untuk membangun negeri bersama dengan tetap bersatu erat.
Dalam otonomi daerah, pemerintah daerah memiliki kewenangan yang besar atas daerahnya. Lembaga pemerintahan yang di mandatkan untuk bekerja bersama masyarakat adat biasanya Dinas Sosial dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Dengan begitu, peran pemerintah daerah sangat besar dibandingkan pemerintah pusat dalam usaha kesejahteraan sosial rakyatnya, dan salah satu dari beragam masyarakat itu adalah komunitas adat. Masyarakat ini berbeda karena kelebihan tertentu. Mereka memiliki modal sosial yang jauh lebih kental dibanding dengan masyarakat umum.
Modal sosial merupakan aset potensi yang bisa dikembangkan dari suatu komunitas. Modal sosial milik komunitas bukan perseorangan, tapi perseorangan akan bisa menggerakkan modal sosial menjadi lebih besar atau sebaliknya lebih kecil. Modal sosial yang lebih besar dimiliki diantaranya oleh masyarakat adat, secara logika, masyarakat ini butuh kekuatan kolektifnya untuk bisa mempertahankan adat secara utuh, tanpa modal sosial kebudayaan mungkin masih bisa tetap ada tapi tidak akan utuh.
Masyarakat yang mempertahankan adat ini salah satunya adalah Suku Jering di Desa Kundi. Satu Desa itu, dengan luas lebih dari 30.000 hektar, Suku Jering tersebar diantaranya. Suku Jering tetap menjaga adat leluhur, budaya yang ada hampir sama dengan budaya bangka pada umumnya, hanya saja kegiatan atau kebiasaan adat selalu dirayakan dan diadakan upacara adat dengan khidmat dan penuh esensi adat dan magis.
Suku Jering tidak dipimpin oleh satu orang ketua adat, tapi Suku Jering mempercayakan kepemimpinan pada delapan jenang atau dukun kampung untuk memberikan arahan, bimbingan untuk Suku dalam bertindak dan menjaga keselarasan adat dengan perilaku.
Seperti masyarakat adat pada umumnya, yang diperlihatkan dalam keseharian, dalam perayaan tertentu, dan dalam setiap sendi kehidupan mencerminkan filosofi dan ideologi warisan budaya leluhur yang penuh dengan ajaran hidup, yang intinya mengajarkan kebaikan, keramahtamahan, ketekunan, kerjasama, kegotongroyongan, kekeluargaan, keadilan, dll. Ajaran-ajaran ini adalah bentuk dari modal sosial yang dimiliki komunitas yang mengikat para anggotanya untuk tetap melaksanakan ajaran adat.
Kekaguman Penulis pada masyarakat adat inilah yang memunculkan ketertarikan-ketertarikan. Bukan hanya pada masyarakat adat Suku Jering yang notebene memijak satu bumi yang sama dengan bumi kelahiran Penulis, tetapi juga Penulis kagum pada semua masyarakat adat di seluruh Indonesia. Hingga Penulis mempunyai mimpi untuk mendirikan suatu Lembaga Independen yang bergerak dalam perlindungan masyarakat adat dan mempromosikan masyarakat adat ke dunia sehingga dunia tercengang, jika Indonesia memiliki masyarakat adat yang sangat banyak yang merupakan aset warisan zaman dulu, kebudayaan yang luhur tak ternilai harganya dibandingkan dari sekedar uang kertas.

Thursday, May 12, 2011

Poverty Faces in Ciumbeuleuit, Bandung

At last Tuesday, my group and I went around to up land through Dago Pojok and on. On Poverty Problem lecture we must seek poverty in urban fringe. We found Kampung Sangiang Santen the transition area, side of urban in Ciumbeuleuit district. Directly, we headed to RT 10 and met the chairman of RT. They were so friendly and acceptly, far from my expectation if they were apatist, so glad, wasn't I. Honestly, I my self really sad, saw their condition of life. So slumy,so much older people, so much children but had no places for play and study. Number of burden that must been had by the breadwinner so high. Was this face of Bandung? A city with a high budget, a city with lots of outlets and large, lux building of hotels, cafes, restaurants, malls. But, in other side, so much poverty around us, have no living, have no money to hand, have no food to eat. will we just let it? Where is our social sincere? Where is nation solidarity? Are all just a common lie? Are world had change us? Who must be blamed?

Tuesday, May 10, 2011

Panduan Fasilitator dalam Focus Group Discussion

PANDUAN FASILITATOR
DISKUSI KELOMPOK BERSAMA ANAK-ANAK

____________________________________________________________
Kelompok sasaran : anak korban kekerasan (violence dan abuse) dan eksploitasi
Metode : latihan Thumbs Up / Studi Ksus / Garis Kontinuum
Sumber yang dibutuhkan :
satu fasilitator
satu pencatat (note - taker)
kertas plano
spidol
plester
stiker (bintang atau lingkaran)
isolasi putih lebar untuk diatas lantai

Perkenalan Dan Tujuan Diskusi
_______________________________________

Halo semuanya… nama saya….. dan saya bekerja dalam bidang anak. Ini teman saya….(memperkenalkan pencatat) disini untuk membantu saya.
Seperti yang adik-adik tahu, banyak anak dan pemuda yang mengalami kesulitan di rumah dan beberapa di pukul dan disalah perlakukan. Beberapa anak mungkin tidak punya orang dewasa yang perduli pada mereka dan beberapa mungkin tinggal dirumah tidak lama. Kami disini untuk memcari tahu mengenai dukungan dan keperdulian yang anak dapatkan di komunitas dan dimana orang-orang bisa menolong.
Sangat penting bagi kami untuk mendengar pendapat adik-adik dan ide-de mengenai bagaimana pelayanan bagi pemuda dalam keadaan yang seperti tadi dapat ditingkatkan. Kami percaya bahwa kalian tahu benar tentang apa yang anak-anak dan pemuda butuhkan komitmen kami terhadap gagasan adik-adik sekalian dan memastikan jika orang dewasa yang lain akan mendengarkannya juga.
Kami akan menuliskan semua pandangan dan pendapat adik-adik dan mengatakannya pada UNICEF, tapi kami tidak akan mencantumkan nama adik-adik kok… semua yang adik-adik katakana disini akan dirahasiakan, dan tidak ada orang lain selain peneliti yang tahu tentang apa yang adik-adik sudah kemukakan nantinya.

Kami sangat tertarik untuk tahu tentang pendangan kalian, tapi jika adik tidak mau bicara pada kami, tidak apa-apa. Apakah semua orang mau tetap disini dan bicara pada kami? Adik-adik juga bias meninggalkan tempat ini kapan saja kalau adik memutuskan tidak mau tetap disini.

Aktivitas 1 : Ibu Jari keatas/ Ibu Jari kebawah
Waktu : 15 menit
Tujuan : untuk mendapatkan pandangan anak megenai pelayanan dan penyedia pelayanan

Buat anak-anak duduk melingkar dan jelaskan bahwa kamu akan memulai dengan menggulirkan beberapa isu tertentu untuk mendapatkan opini mereka. Setiap pertanyaan, anak-anak menunjukkan apakah mereka setuju (ibu jari ke atas) atau tidak setuju (ibu jari kebawah).

Pertanyaan Jempol keatas Jempol kebawah
Jempol keatas jika kamu…
1. Suka …. (masukkan nama artis atau aktor terkenal)
2. Berfikit kalau polisi sangat ramah pada anak muda
3. Berfikir kalau polisi bertugas dengan baik melindung para pemuda
4. Berfikir kalau Tramtiv/Tibum (ketertiban umum) ramah pada para pemuda
5. Berfikir kalau Tramtiv/Tibum bertugas dengan baik melindung para pemuda
6. Tahu yayasan-yayasan yang menyediakan pelayanan untuk para pemuda
7. Berfikir kalau yayasan-yayasan bertugas dengan baik menolong para pemuda yang mengalami kesulitan
8. Berfikir kalau pemuda mudah mendapatkan informasi mengenai dimana bias mencari pertolongan jika mereke memiliki masalah
9. Berfikir kalau orang tua mamu mendengarkan pendapat pemuda tentang hal-hl yang mereka inginkan
10. Berfikit kalau dokter sangat ramah dan penolong pada anak muda
11. Tahu apa yang pekerja social lakukan (gunakan istilah local, pekerja social masyarakat misalnya)
12. Berfikit kalau pekerja social bertugas dengan baik melindungi para anak muda



Aktivitas 2 : Studi Kasus
Waktu : 60 menit

Latihan ini akan menggunakan studi kasus singkat untuk menolong mengembangkan pengetahuan anak yang jelas mengenai proses, prosedur dan pelayanan yang tersedia untuk korban anak.
Katakan pada anak-anak kalau kamu sekarang ingin bicara sedikit tentang dukungan apa saja yang tersedia untuk menolong para pemuda yang mempunyai permasalahan.
Tempelkan studi kasus berikut ini di dinding dan bacakan keras (gunakan nama lali-laki untuk FGD dengan anak laki-laki dan nama perempuan untuk FGD dengan anak-anak perempuan)

Ana/Hero adalah anak berusia 15 tahun dikelas tiga SMP, tinggal di Banda Aceh/ Surabaya/Kupang. Dia tinggal bersama ibu dan adik perempuannya yang berumur 6 dan 8 tahun. Ayah Ana/Hero telah meninggal ketika usianya 10 tahun dan ibunya menikah lagi ketika dia berusia 13 tahun.
Dua bulan yang lalu, ayah tiri Ana/Hero kehilangan pekerjaannya dan mulai minum minuman keras. Kadang-kadang ketika mabuk, ayah tirinya jadi sangat marah dan memukul Ana/Hero dan Ibunya. Malam tadi, ayah tiri Ana/Hero mabuk dan memukul Ana/Hero dengan pipa besi dengan sangat keras. Ana/Hero kabur ke rumah temannya dan takut untuk pulang kembali kerumah.


Lakukan engage pada anak-anak dlam diskusi mengenai studi kasus menggunakan anjuran berikut ini. Tuliskan semua respon dalam kertas plano.
A. Memahami Kemana pergi dan apa yang dilakukan
1. Kemana kamu fikir Ana/Hero bias pergi mencari pertolongan mengenai masalah keluarganya? Siapa yang bisa dia ajak bicara untuk mendapatkan petolongan?
Saran, jika perlu:
- Apakah ada nomor telepon yang bias ditelepon oleh Ana/Hero? Jika iya, apakah mudah bagi para anak untuk mengaksesnya?
- Apakah kamu fikir Ana/Hero akan mengatakannya pada gurunya? Jika tidak, mengapa?
- Apakah kamu fikir Ana/Hero akan pergi kepolisi? Jika tidak, mengapa?
- Apakah kamu fikir Ana/Hero akan pergi kerumah sakit? Jika tidak, mengapa?
- Apakah kamu fikir Ana/Hero akan pergi ke pekerja social? Jika tidak, mengapa?
2. Apakah kamu fikir, kebanyakan anak akan tahu bagaimana mendapatkan pertolongan ketika mereka membutuhkannya?
B. Pelayanan yang tersedia di daerah local
3. Setelah Ana/Hero mengatakannya pada seseorang tentang masalah keluarganya, apa yang akan terjadi padanya? Jenis pertolongan apa yang akan dia dapatkan?

selidiki, jika penting : jika Ana/Hero mendatangimu, kemana kamu akan membawanya untuk ditolong? apa tipe dukungan dan siapa penyedianya?
- perawatan kesehatan?
- tempat penampungan yang aman?
- dukungan finansial?
- siapa saja yang bisa menasehati atau membnimbing?
- siapa saja yang bisa menyediakan layanan konseling?

4. bagaimana dengan saudara perempuan Ana/Hero? apakah kamu fikir mereka akan mendapatkan pertolongan juga?

C. Pandangan mengenai Pelayanan

pertanyaan ini akan menggunakan permainan "garis kontinuum". selotip putih di susun diatas lanta, labeli "sangat setuju" di ujung satu dan "sangat tidaak setuju" di ujung satunya dan tiga garis lainnya ditandai diantara kedua ujung.

Katakan pada anak-anak kalau kamu sekarang ingin mendapatkan pendapat mengenai pelayanan yang tersedia untuk menolong para anak seperti Ana/Hero. Jelaskan garis yang ada dilantai, dan bilang pada anak-anak untuk berdiri di garis pada poin yang menyatakan sejauh mana mereka setuju atau tidak setuju dalam setiap pernyataan. Tiap-tiap pernyataan, ketika anak memutuskan posisinya, tanyakan pada satu atau dua dari mereka mengapa mereka memilih di tanda itu dan engage para partisipan dalam suatu diskusi singkat mengenai pelayanan itu.

- polisi sangat ramah dan penolong pada anak-anak yang mengalami permasalahan
- rumahsakit mudah diakses oleh anak
- pekerja sosial sangat membantu anak yang mengalami kesulitan
- tempat penampungan atau rumah bagi anak merupakan tempat yang baik untuk tinggal
- konseling menolong anka untuk mengatasi atau menghadapi permasalahan
- para orang dewasa mendengarkan anak dan mneghargai pendapat anak

D. Rekomendasi
ringkas singkat poin-poin utama dari diskusi dan kemudian tanyakan pada anak-anak tentang rekomendasi mereka

5. apa yang kamu fikir yang bisa dilakukan untuk meningkatkan pelayanan bagi anak yang memiliki permasalahan keluarga atau yang telah disakiti?
- akses terhadap informasi dimana mereka bisa mendapatkan pertolongan
- polisi memegang kasus anak
- rumah sakit dan perawatan kesehatan
- konseling dan nasehat
- peningkatan rumah atau tempat penampungan anak
- menghargai pendapat dan pandangan anak

Focus Group Discussion

thats one of tools that so useful to identified some problem and try to get some solution. Just like brainstroming maybe, I also dont know much yet. FGD have some guide, well, not cook book, guys, just guide, but at practices we will know how important being modified all will depend on our FGD member. In macro practices, much we will face root level of people (if subdistrict level or village), and that need much hard work to make this kind. Maybe the guide that i get from my lecturer, could be posted next..

Sunday, May 8, 2011

family asessment in Cijambu Village

at just last 5 and 6 May,, in lecture of services for children, family and older people, my friends and I myself (3 A PSM) went to Cijambu Village at Saguling. we passed through some beautiful scenery, kakao field that so wide, lots beautiful hill, water dam, also like a building or terasering that used for flatted water in big amount. In Desa Cijambu, all of us had many experience, tried to speak in front of lots of village people, that was not easy at all. in my group, we made family asessment. Others made children and older people asessment. In family asessment, we thought not all problem had been identified yet and also one of the problem that faced was language. All of our FGD member may understand Indonesian Language but they spoke in Sundanese language. My other friend at worst even didnt understand what they have said and my other friend who came from sunda background made domination in my group, i just feel my field study this time was far from my expectation.

Tuesday, May 3, 2011

Force Field Analysis, application for resources identification

couple weeks ago, on my lecture in Resouces Social Welfare Lesson. Mrs. Ellya, my lecturer in Bandung School of Social Welfare said if the weakness of all practitioner at first practicum were never analized for the amnenability of the resource that had been identificated. but, after a little bit searching, I found if this tools was for "decision making", well, I must found if this tool was applicable in resources management.